Pada Januari 2010, Mistar Siyati masih tergolong muda, baru berusia 43 tahun. Namun, ia terkejut karena penglihatannya mulai menurun. Saat melihat objek tertentu, pandangannya menjadi kabur. Hal ini sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya, terutama saat mengemudi karena matanya tidak bisa fokus. “Penurunan penglihatan ini sangat mengganggu aktivitas saya,” ungkap pria kelahiran Lumajang, Jawa Timur, 14 Oktober 1967 itu.
Pada Maret 2010, masalahnya semakin parah, Mistar merasa selalu mengantuk. Tak hanya itu, muncul luka pada kedua kakinya yang awalnya hanya berupa bintik-bintik, namun kemudian semakin melebar dan membusuk. “Saya juga sering merasa haus, lapar, dan sering buang air kecil,” ujarnya. Anak kedua dari dua bersaudara ini merasa penderitaannya semakin lengkap karena tidak lagi mampu memberikan “kehangatan” kepada istrinya yang telah memberinya dua anak.
Bukti Empiris
Menurut Kepala Poliklinik Komplementer-Tradisional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Prof. Dr. Arijanto Jonosewojo SpPD FINASIM, gejala yang dialami Mistar adalah tanda-tanda diabetes mellitus. Arijanto menjelaskan, seseorang dikatakan diabetes jika kadar gula darahnya lebih dari 126 mg/dl (glukosa darah puasa) dan lebih dari 140 mg/dl (glukosa darah 2 jam).
Pada Oktober 2010, Mistar mengunjungi rumah kawannya di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sang kawan menyarankan Mistar untuk mengonsumsi albumin ikan gabus. Meski awalnya ragu, Mistar akhirnya mengikuti saran tersebut dan mulai mengonsumsi 3 kapsul tiga kali sehari atau total 9 kapsul. Lima hari setelah mulai mengonsumsi, kondisinya membaik. Cairan bening keluar dari luka di kakinya dan kulit arinya mengelupas.
Kondisinya terus membaik setelah mengonsumsi kapsul albumin. Pada hari ketujuh, lukanya mengering. “Penglihatan saya mulai membaik 1,5 bulan setelah rutin mengonsumsi albumin,” kata Mistar. Kehidupan seksualnya juga membaik. Perutnya yang buncit perlahan mengecil. “Saya hanya mengonsumsi kapsul albumin plus polifenol, dan dua bulan setelah konsumsi, kondisi kesehatan saya relatif bagus,” tambah Mistar.
Pada pengecekan terakhir pada 19 Januari 2017, kadar gula darah Mistar normal di angka 112 mg/dl. Pengalaman Mistar ini menjadi bukti empiris bahwa asupan albumin dapat menurunkan gula darah. Tidak hanya Mistar, Juwati dari Matraman, Jakarta Timur, juga merasakan manfaat albumin. Ia terdiagnosis diabetes pada 2007 dengan kadar gula lebih dari 200 mg/dl.
Perempuan 48 Tahun
Perempuan berusia 48 tahun ini awalnya mengandalkan obat dokter untuk mengatasi diabetesnya. Namun, pada 2014 kadar gula darahnya tidak terkendali hingga mencapai 300 mg/dl. Keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit terdekat. Dokter menyarankan rawat inap, namun Juwati menolak. Tiga bulan kemudian, ia terjatuh dan mengalami luka di betis kiri dengan kadar gula darah lebih dari 200 mg/dl. Lukanya yang tadinya kecil terus membesar hingga mencapai panjang 10 cm.
Anaknya menyarankan Juwati untuk mengonsumsi albumin jeli demi menurunkan kadar gula darah dan menyembuhkan luka. Juwati patuh dan mulai mengonsumsi albumin jeli dua kali sehari, pagi dan sore. Selain itu, ia juga mengoleskan cairan albumin pada luka tiga kali sehari. Dua minggu kemudian, luka perlahan mengering dan tertutup sempurna dua bulan setelah konsumsi.
Bukti Ilmiah
Mistar dan Juwati sangat gembira dengan hasil yang mereka peroleh. “Saya hampir tidak percaya luka itu bisa menutup,” kata Juwati dengan wajah berbinar. Seiring dengan mengeringnya luka, kadar gula darah perempuan kelahiran 28 Agustus 1968 itu juga turun signifikan hingga 150 mg/dl. Juwati merasa tubuhnya lebih segar setelah mengonsumsi albumin.
Riset oleh Dinia Rizqi Dwijayanti dan rekan-rekannya dari Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, semakin mengukuhkan manfaat albumin ikan gabus dalam mengatasi diabetes mellitus. Riset praklinis ini mengungkapkan bahwa albumin meningkatkan sel T yang berperan menghambat aktivasi sel makrofag penyebab inflamasi kronis pada pankreas. Albumin juga menurunkan proinflammatory cytokine seperti TNF-α, IFN-γ, dan IL-6 pada diabetes mellitus tipe 2.
Dr. Dewi Hidayati SSi MSi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan timnya telah meneliti ikan gabus sejak 2014. Penelitian mereka menunjukkan bahwa pemberian 0,15 ml ekstrak ikan gabus per hari selama 34 hari meningkatkan ukuran diameter pulau Langerhans tikus sebesar 53,96 μm. Pulau Langerhans adalah tempat sel beta pankreas menghasilkan hormon insulin, yang berperan memasukkan glukosa ke dalam sel. Diameter pulau Langerhans pada tikus sehat adalah 66,14 μm, menunjukkan pemulihan fungsi pankreas sebagai penghasil insulin.
Penelitian ini juga menunjukkan penurunan kadar gula sebesar 60,3% dari kadar diabetes menjadi normal. Menurut Akhyar Anwar SSi Apt dari PT Royal Medicalink Pharmalab, Makassar, Sulawesi Selatan, albumin dapat meregenerasi jaringan pulau Langerhans pada pankreas, tempat sel beta pankreas menghasilkan hormon insulin.
Albumin dan Diabetes
Dokter spesialis gizi klinis dari Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. dr. Nurpudji Astuti Daud MPH, SpGK, menjelaskan bahwa albumin adalah plasma protein tubuh yang jumlahnya separuh dari total protein dalam tubuh, yaitu sekitar 7,2—9 g/dl. Pada penderita penyakit berat seperti kanker, gagal ginjal, dan stroke, kadar albumin dalam darah cenderung rendah, yakni kurang dari 3,5—5 g/dl.
Albumin memiliki peran vital sebagai penyusun struktur sel, antibodi, enzim, hingga hormon. Ahli gizi dari Rumah Sakit St Elisabeth di Semarang, Jawa Tengah, Florentinus Nurtitus, SSiT, menyatakan bahwa albumin adalah jenis protein terbanyak di dalam plasma darah, mencapai 60%. Nilai normal albumin sekitar 3,5—5 g/dl. Ketika kadar albumin dalam darah rendah, dapat terjadi penimbunan cairan dalam jaringan (edema), seperti pembengkakan di kedua kaki.
Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. dr. I Nyoman Kertia SpPD, menjelaskan bahwa tidak ada istilah kelebihan albumin. Hati akan menyimpan albumin berlebih dan melepaskannya saat tubuh membutuhkan. Oleh karena itu, orang sehat pun dapat mengonsumsi albumin. Fungsi albumin termasuk mengangkut molekul kecil melalui plasma dan cairan sel, terkait dengan metabolisme seperti asam lemak bebas, bilirubin, dan berbagai macam obat yang kurang larut air.
Masyarakat Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, secara turun-temurun memanfaatkan ikan gabus untuk mengatasi berbagai penyakit. Albumin yang dikonsumsi Mistar dan Juwati berasal dari ikan gabus Channa striata. Riset Firlianty saat menempuh pendidikan doktor di Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa ikan gabus memiliki kandungan protein tertinggi, yaitu 20,83% dibandingkan dengan ikan konsumsi lain dari famili Channidae, dengan kadar albumin mencapai 4,53%.
Dampak Positif
Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit tidak menular paling mematikan di dunia. WHO mencatat 1,5 juta kematian akibat diabetes di seluruh dunia pada 2012. Total terdapat 3,7 juta kematian yang berhubungan dengan kenaikan gula darah pada 2012. Jumlah penderita diabetes mellitus cenderung meningkat. Federasi Diabetes Internasional memperkirakan bahwa pada 2035 jumlah penderita diabetes di dunia akan meningkat menjadi 592 juta orang dari 382 juta pada 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi diabetes yang terdiagnosis oleh dokter sebesar 1,5%, yang berarti bahwa dari 249,9 juta penduduk Indonesia, terdapat sekitar 3,7 juta penderita diabetes.
Menurut Dr. Arijanto, mencegah diabetes dapat dilakukan dengan mengatur pola makan sehat dan menghindari makanan dengan kadar gula tinggi. Konsumsi nasi bisa digantikan dengan umbi-umbian. Orang yang berusia lebih dari 40 tahun perlu sering memeriksakan diri ke dokter. Namun, jika diabetes sudah menyerang, dokter menyarankan pengaturan pola makan dan olahraga. Jika kedua terapi ini gagal, dokter akan meresepkan obat antidiabetes.
Tren Meningkat
Salah satu cara untuk mengatasi diabetes mellitus adalah dengan mengonsumsi albumin
Di pasaran tersedia berbagai produk albumin dalam bentuk kapsul, jeli, dan cairan. Bahkan, produsen kini memperkaya albumin dengan perasa buah. Dalam tiga tahun terakhir, popularitas albumin terus meningkat. Hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah produsen albumin. Menurut ahli farmasi di Malang, Jawa Timur, Imam Suhada SFar, jumlah produsen albumin kini mencapai delapan perusahaan secara nasional, dibandingkan dengan tiga tahun lalu yang hanya ada lima perusahaan. Produsen albumin lokal juga banyak, tersebar di berbagai daerah di Indonesia seperti Yogyakarta, Malang, Blitar (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), dan Makassar (Sulawesi Selatan).
Selain itu, permintaan konsumen juga meningkat. Produsen di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Slamet Pudjianto, kewalahan melayani permintaan albumin. Saat ini, ia hanya bisa melayani 1.000 paket albumin per bulan, yang masing-masing paket terdiri dari dua botol dengan volume 24 ml. Padahal, masih ada permintaan rutin hingga 2.000 paket per bulan.
Produsen albumin di Yogyakarta, Awan Siswantoro, melaporkan bahwa omzetnya meningkat sebesar 15% pada 2015—2016. Sementara itu, Teguh Arief Wibowo di Malang, Jawa Timur, menyatakan bahwa penjualan albumin miliknya relatif stabil. Ia khawatir permintaan akan banyak, namun bahan baku tidak mencukupi.
Masyarakat menyukai albumin karena lebih ekonomis dibandingkan dengan infus albumin. Imam Suhada menghitung bahwa untuk menaikkan kadar albumin sebesar 0,2—0,5, pasien harus mengeluarkan biaya sekitar Rp1,5 juta jika menggunakan infus albumin. Namun, bila menggunakan albumin dari ikan gabus, biayanya hanya Rp550.000.
“Pasar albumin luar biasa. Grafiknya cenderung meningkat setiap tahun,” kata Imam. Meski produsen semakin banyak, permintaan tetap melonjak. Ini menunjukkan bahwa masyarakat menerima albumin berbahan ikan gabus yang terbukti secara empiris dan ilmiah dapat mengatasi diabetes mellitus. Hidup terasa lebih manis tanpa penyakit yang dijuluki "si manis" ini. (Riefza Vebriansyah/Peliput: Andari Titisari & Bondan Setyawan).sumber artikel : https://trubus.id/albumin-gabus-tumpas-diabetes/
Dapatkan Obat herbal Ikan gabus Dalam Bentuk Kapsul ?
Silahkan kunjungi link marketplace di bawah ini atau melalui WA Customer Service Kami
Atau hubungi Customer Service kami di nomor WA: 0823-3351-4765