Segenggam daun kelor berbobot 25 gram mengandung vitamin C tujuh kali lebih banyak daripada jeruk, potasium tiga kali kandungan pisang, vitamin A empat kali kandungan wortel, kalsium empat kali kandungan susu, dan mengandung protein dua kali lebih banyak daripada susu. Tentu saja, semua diperhitungkan dengan bobot yang sama. Itulah salah satu bagian paparan Prof Ricardo Patricio, peneliti kelor dari Filipina, di seminar The Miracle Tree, Future Plant for Nutrition and Healing pada 7 Mei 2015.
Kelor, atau Moringa oleifera, juga mengandung berbagai zat penting lain, seperti vitamin B1, B2, B3, zat besi, magnesium, dan seng. Ricardo mengutip riset Sambou Diatta, peneliti di klinik Belfort, Ziguinchor, Senegal, yang meneliti 320 perempuan hamil. Asupan 25 gram daun kelor—kira-kira satu sendok makan—per hari memulihkan kasus perempuan hamil yang menderita anemia.
Bayi Sehat
Dalam riset itu, 248 dari 320 perempuan hamil melahirkan di klinik sehingga Sambou bisa merekapitulasi kondisi bayi yang mereka lahirkan. Terbukti bahwa 95% (238 orang) dari 248 perempuan itu melahirkan bayi dengan bobot normal di atas 2,5 kg. Sebanyak 21 bayi (8%) malah memiliki bobot lahir lebih dari 4 kg. Mayoritas (161 bayi, 65%) memiliki bobot lahir 3—3,4 kg.
Semua persalinan lancar tanpa kasus ibu atau bayi yang meninggal. Data statistik otoritas Senegal mencatat kasus kematian ibu mencapai 580 per 100.000 persalinan, sementara kematian bayi dan balita mencapai 143 dari 1.000 kelahiran.
Daun kelor tak melulu bermanfaat untuk ibu hamil. Daun itu pun mampu menurunkan kadar gula darah, mempercepat penyembuhan luka, memperkuat sistem imun, dan berbagai khasiat lain. Berbagai faedah itu membuat ahli nutrisi dunia menjuluki daun kelor sebagai tanaman ajaib.
Keajaiban kelor tidak berhenti di daun. Bunga, polong, dan biji tanaman anggota famili Moringaceae itu pun menyimpan beragam khasiat, antara lain antirematik, antimikrob, dan tonik. Prof Ricardo Patricio menyatakan bahwa kulit batang kelor mempunyai khasiat kontradiktif tergantung dosis. Dosis rendah meningkatkan tensi darah, sementara dosis tinggi kebalikannya, justru menurunkan tensi. Namun, Ricardo menyarankan penderita hipertensi agar tidak mengonsumsi kulit batang atau akar kelor.
Khasiat Getah
Ir Orleans Ginting, dosen agroteknologi Universitas Panca Budi, Medan, sempat menderita hipertiroid sehingga sulit beristirahat dan mudah lelah. Ia lantas mengonsumsi sayur berbahan segenggam daun kelor 2—3 kali sehari. Kondisi peraih gelar magister bidang agronomi dari Universitas Sumatera Utara itu pun berangsur membaik sehingga aktivitasnya kembali normal.
Harjani Jusuf dari Yayasan Hati Bapa Bersuci di Bandung, Jawa Barat, juga membagikan pengalaman pribadi dan rekan-rekannya yang sembuh dari berbagai penyakit berkat konsumsi kelor. Salah satu yang menarik adalah pengalaman Yesaya. Yesaya menderita sakit kulit parah yang membuat kulitnya sangat mudah terluka. Harjani pun menganjurkan untuk memboreh kulit Yesaya dengan tumbukan daun kelor. Meski semalam suntuk Yesaya mengeluhkan sensasi panas di bagian yang diboreh, esok harinya luka-luka di kulitnya mengering.
Industri farmasi kemudian menangkap manfaat berlimpah daun kawona—sebutan kelor di Sumba, Nusa Tenggara Timur. PT Unimax Power memproduksi kapsul daun kelor yang praktis dan mudah dikonsumsi. PT Haldin Pacific Semesta, industri ekstrak bahan alam di Cikarang, Bekasi, membuat berbagai produk berbahan kelor seperti bubur, minuman energi, dan biskuit. Natalia Pandjaitan, Ph.D., senior manajer riset dan pengembangan PT Haldin menyatakan, produk mereka beredar di pasar lokal dan ekspor antara lain ke Amerika Serikat, Tiongkok, dan Yunani. Berbagai fakta itu membuktikan bahwa kelor adalah tanaman ajaib. Sayang kita kerap melupakannya.
Sebagai tambahan, CV Kandin Berkah Mandiri merupakan salah satu produsen kapsul daun kelor terpercaya yang telah berizin POM, UKOT, dan CPOTB.